SAMARINDA. Pemkot boleh saja optimistis jika utang-utang yang menumpuk tak akan memengaruhi pembangunan di Kota Tepian. Tapi faktanya sejumlah proyek infrastruktur untuk masyarakat luas justru mulai terkendala. Seperti proyek pembangunan beberapa polder pengendali banjir.
Jangankan membangun, Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Samarinda juga tak mampu memelihara polder yang sudah berfungsi. "Pembangunan polder untuk 2011 kita stop dulu. Anggarannya tidak ada. Kalau dipaksakan dibangun, ditakutkan akan berimplikasi hukum," terang Kepala DBMP Kota Samarinda H Dadang Airlangga kepada Sapos, kemarin.Untuk menanggulangi banjir, polder dinilai menjadi solusi yang tepat. Dalam rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek, Pemkot berkeinginan membangun sedikitnya 3 polder yang tersebar di tiga kecamatan di Kota Samarinda.
Yakni Polder di Jl Grilya (Samarinda Utara), Polder Gunung Lingai (Kecamatan Sungai Pinang) dan Polder Bengkuring (Samarinda Utara). Bahkan tahap pembangunan ketiga polder tersebut telah sampai pada proses pembebasan lahan.
"Tapi pembangunannya kita hentikan dulu, karena terbatasnya anggaran yang tersedia. Sangat beresiko kalau dilanjutkan di tengah terbatasnya anggaran," kata Dadang lagi.
Menurutnya, proyek pembangunan beberapa polder tersebut sebenarnya tetap bisa dilanjutkan. Pemenang lelang juga sudah ada. "Namun banyak pertimbangan. Saat ini saja, anggaran pemeliharaan beberapa polder sangat terbatas atau bahkan sudah tidak ada sama sekali. Ditakutkan, kalau polder diteruskan akan mengurangi pembiyaan proyek yang lain," sambungnya.
Turunnya APBD Kota Samarinda pada tahun ini, diakui Dadang, ikut mengurangi jatah anggaran yang diterima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dipimpinnya.
"Anggaran tahun ini turun drastis. Makanya, beberapa proyek yang akan dibiayai harus benar-benar prioritas dan sangat mendesak," pungkas Dadang.
0 komentar:
Posting Komentar